Aku tahu aku mencintainya, aku sadar betul dia hadir di kehidupanku yang sebelumnya hampa. dia selalu menghiasi malamku dan dalam gelapnya malam bayangnya selalu menari-nari. aku begitu mencintainya hingga aku terlelap dalam asyik yang begitu nyata. dia ada mengisi hari-hariku penuh dengan keceriaan, cinta, dan kasih sayang.
Hingga suatu ketika kepercyaan itu mulai memudar dan entah lenyap kemana angin membawanya. cintanya yang dulu nyata berubah menjadi tanya. dan dia juga mengalungkan tada tanya itu tepat di leher komitmen kita. aku mulai tersungkur jatuh dalam lembah yang dalam tertimbun rasa kecewa. seperti aku ada yang tak di anggap dan aku harus menerima kutukan dewa kesedihan. aku mulai menanyakan dimana cintanya. dimana kasih sayangnya.dimana dirinya yang terjaga.
Dia tak lagi menganggap aku ada. tak lagi menyandang keindahan itu. ketika aku tanya dimana cintanya. dia menjawabnya dengan benci. aku seperti di tikam rasa salah.
Kita mulai memutuskan untuk belajar tumbuh. belajar bisa berfikir .belajar intropeksi atas kegagalan cinta.
Dia berani berkata hanya satu langkah lagi. aku tanyakan apa lagkah itu? yaitu saling pengertian jawabnya. jawabku pun begitu. Kita hanya butuh pengertian.
0 komentar:
Posting Komentar